Memilih Ban Motor Berkualitas, Tapi Tidak Mahal

Kurang populernya ban model tubeless membuat keberadaan ban dalam tak dapat dipisahkan dari sepeda motor. Di pasaran setidaknya dijumpai 12 merek ban dalam produk local. Mulai merek terkenal sampai nyaris tak terdengar. Mana sih yang terbaik ? Untuk menjawab pertanyaan itu HMTC melakukan tes pada ke 12 ban itu, tujuannya biar pembaca mendapat acuan pasti tentang ban dalam mana yang layak untuk dipinang.

Ada 5 metode yang HMTC gunakan di uji komparasi ini, yaitu mengukur bobot, ketebalan, elastisitas, melihat bentuk ban saat dipompa dengan tekanan angin sebesar 8 psi (pound force per square inch). Terakhir adalah memompa hingga ban pecah untuk mengetahui batas maksimum tekanan yang bisa ditampung ban dalam.

Banyak orang beranggapan bahwa ban berkualitas adalah yang memiliki karet atau bahan yang tebal. Padahal sebenarnya pola pikir tersebut tidak benar.

Penasaran kan ? Yuk kita simak ulasannya.

Mengukur Bobot

Meski tidak terlalu signifikan toh sekecil apapun penambahan bobot akan mempengaruhi konsumsi BBM. Berbekal imbangan digital didapat hasil sebagai berikut:

Ketebalan.

Anggapan ban dalam yang baik adalah yang memiliki ketebalan lebih tidak sepenuhnya benar. Semakin tebal efeknya ban akan semakin berat.

Dengan alat ukur sketch match ini didapat hasil pengukuran sebagai berikut:

Elastisitas.

Semakin tinggi elastisitas ban dalam, semakin kuat pula kemampuan dalam menahan tekanan udara. Mengujinya, tiap ban HMTC potong ban selebar 1,5 cm persegi. Potongan itu lantas ditarik untuk menguji elastisitasnya.

Hasilnya cukup mengejutkan karena Mizzle punya elastisitas paling baik. Ini dia hasil pengujian lengkapnya.

Mengukur Tekanan Maksimum.

Untuk mengukur tekanan maksimum yang bisa diterima HMTC memompa ban hingga pecah. Dari situ ketahuan kerapatan pori dari ban dalam tersebut. Semkin tinggi tekanan bisa diterima dapat dipastikan pori yang terdapat pada ban tersebut semakin rapat.

Ban Dalam Butyl.

Sempat pada tahun-tahun sebelumnya banyak produsen ban memproduksi ban dalam berbahan karet sintetis atau istilahnya butyl. Keunggulan ban dalam butyl di antaranya, lebih tahan terhadap panas, lebih tipis sehingga memiliki bobot lebih ringan dan memiliki pori permukaan rapat sehingga memungkinkan penurunan tekanan angin lebih kecil.

Namun, ada kekurangan dari ban butyl. Jika tertusuk paku atau bocor, tidak bisa asal ditambal seperti pada umumnya ban berbahan karet alam. Penambalan harus dengan bahan yang telah disediakan oleh produsen ban itu sendiri.

Karena hal inilah mengapa akhirnya produsen enggan memproduksi lagi ban berbahan butyl.

Memperhatikan Bentuk.

Sobat mungkin tak pernah tahu bagaimana wujud ban dalam saat dipompa tanpa ban luar. HMTC mengujinya dengan memompa ban hingga tekanan 8 psi, hasilnya rata-rata bentuk ban dalam tidak rata. Ini menunjukkan kalau ketebalan dinding ban tidak merata.

Buktinya dari 12 merek ban dalam Cuma ada 2 merek ban yang benar-benar bentuknya merata sempurna, yakni Aspira dan Tokaido.

Kesimpulan.

Ternyata tak selamanya kualitas dapat berjalan seiring dengan harga jualnya. Buktinya, juara komparasi ini tidak disabet ban dalam dengan harga paling murah. Berikut ini 5 besar ban dalam terbaik hasil pengujian HMTC.

×